staff

dr Darma Imran SpS (K), dr Riwanti Estiasari SpS, dr Nurul Komari SpS

Rabu, 16 November 2011

dr Riwanti Estiasari SpS

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap dr. Riwanti Estiasari SpS
Tanggal Lahir  23 April 1973
Tempat Lahir Jakarta
 Agama Islam
Status Pernikahan Menikah

PENDIDIKAN
·         Fakultas Kedokteran UI KEDOKTERAN 1997 JAKARTA
·         Fakultas Kedokteran UI Spesialis Neurologi 2007 JAKARTA
·         Multiple Sclerosis Fellowship 3 bulan (2010) Fukuoka-Japan, departmen of Neurology,Neurological Institute, Graduate School of Medical Sciences, Kyushu University, Fukuoka, Japan

PUBLIKASI
·         Gambaran pola EEG pada Sefalgia di Laboratorium EEG di RSCM: Maula N Gaharu, Riwanti Estiasari, Zakiah Syeban  2005 Neurona, Vol. 22, No. 4, Juli 2005
·         Interictal Electroencephalogram early after seizure can yield epileptiform discharges: Riwanti Estiasari, Maula N Gaharu, Zakiah Syeban 2005 Neurona, Vol. 22, No. 4, Juli 2005
·         Gambaran Gangguan Kognitif pada Penderita Lupus Eritematosus Sistemik: Riwanti Estiasari, Diatri Nari Lastri, Silvia F Lumempouw, Nanang Sukmana, Joedo Prihartono. 2007 Neurona, Vol. 25, No. 1, Oktober 2007
·         Kejang Pada Gigitan Ular Berbisa: Andrie Gunawan, Ziky Yombana, Riwanti Estiasari, Darma Imran, Jofizal Jannis, Zakiah Syeban 2009 Neurona, Vol.26, No. 2, Januari 2009

PENELITIAN / RISET
·         Gambaran Gangguan Kognitif pada Penderita Lupus Eritematosus Neurologi FKUI-RSCM Des 2006 ~ Mei 2007. Riwanti Estiasari, Diatri Nari Lastri, Silvia F Lumempouw, Nanang Sukmana
·         Central Nervous System Infection in Jakarta. Neurologi FKUI-RSCM. Des 2008 ~ Jan 2009. Riwanti Estiasari, Darma Imran, Jofizal Jannis
·         Reappraisal of Sjogren Myelitis with and without anti-aquaporin-4 antibody.Department of Neurology, Neurological Institute, Graduate School of Medical Sciences, Kyushu University, Fukuoka, Japan. Sep 2010 ~ Des 2010. Riwanti Estiasari, Takuya Matsushita, Tomomi Yonekawa, Jun-ichi Kira

dr Nurul Komari, Sp.S

CURRICULUM VITAE

Nama                                      : dr Nurul Komari, Sp.S
Tempat/tanggal lahir               : Jakarta, 17 Desember 1978
Jenis kelamin                          : Perempuan
Status                                      : Menikah

Pendidikan

1997 - 2003
Program Profesi Dokter Umum Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
2006 - 2011
Pendidikan Dokter Spesialis Program Studi Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Pengalaman Kerja

2003 – 2005    Pusat Penelitian Kesehatan UI Depok

Penelitian

Gangguan Kognitif Pada Lanjut Usia Dengan Excessive Daytime Sleepiness, 2010.
Qualitative Evaluation of The Saving Newborn Lives Intervention di Kabupaten Cirebon, 2005
Studi Evaluasi Pelayanan Kesehatan Maternal-Neonatal di Empat Kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur, 2004 – 2005
Studi Peningkatan Safe Injection di Indramayu dan Ogan Komering Ulu, 2003-2004
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Wanita Usia Subur tentang Dismenorea di Kelurahan Pisangan Baru, 2001.
Cytomegalovirus Encephalitis in Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta. a Case Series
Ensefalitis Toksoplasma di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. 2011

Selasa, 08 November 2011

Infeksi Otak pada AIDS

Oleh : Dr. Darma Imran Sp.S(K)
Tiga puluh tahun sejak timbulnya kasus pertama AIDS pada tahun 1981, kita belajar setelah sistem imun, sistem saraf merupakan organ yang paling menderita akibat infeksi HIV. Konsekuensi infeksi HIV dapat terjadi pada seluruh tingkatan aksis-neural. Pada seorang penderita infeksi HIV seringkali dijumpai proses patologik yang multipel pada beberapa lokasi yang berbeda maupun pada lokasi yang sama sepanjang aksis-neural.


Manifestasi klinis infeksi HIV pada sistem saraf dapat digolongkan menjadi dua, yakni primer disebabkan virus tersebut (demensia, polineuropati simetrik distal, miopati, mielopati dan lain-lain) dan sekunder yang merupakan infeksi otak oportunistik akibat menurunnya imunitas (toksoplasmosis serebri, meningitis kriptokokus, meningoensefalitis tuberkulosa danlain-lain). Cukup sering dijumpai efek samping obat antiretrovirus dan proses immune reconstitution syndrome yang menimbulkan komplikasi pada sistem saraf.

Saat ini, masalah yang menonjol di RSCM, adalah infeksi otak oportunistik. Masalah ini diakibatkan berbagai macam virus, bakteri, protozoa, dan berbagai pathogen lainnya yang sangat bervariasi. Mencari penyebab infeksi otak oportunistik seringkali tidak mudah. Sebagian besar kasus infeksi otak pada AIDS akan menimbulkan kematian 100% tanpa pengobatan spesifik yang tepat. Dengan pengobatan spesifik, meningitis kriptokokus masih menimbulkan angka kematian yang tinggi yakni 50-60%.

Pergeseran jaringan otak (herniasi) akibat peningkatan tekanan intrakranial merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan, di samping proses destruksi jaringan otak oleh infeksi oportunistik. Selain pengobatan spesifik, tindakan untuk mencegah dan menurunkan tekanan intrakranial yang tinggi sanga diperlukan selama perawatan.

Proses diagnosis untuk mencari penyebab infeksi oportunistik otak harus dilakukan secara cepat. Untuk pasien yang belum diketahui status HIV-nya, diperlukan prosedur tes HIV yang cepat dan akurat. Diagnosis memerlukan pemeriksaan imaging otak, foto torak, analisa cairan otak, pemeriksaan sputum, kultur darah dan biopsi otak bila diperlukan.

Analisa cairan otak merupakan prosedur yang invasive, namun sangat diperlukan pada kasus infeksi oportunistik otak pada AIDS. Tak selalu mudah untuk meminta persetujuan pasien atau keluarga untuk tindakan ini. Banyak anggapan yang salah tentang tindakan ini, diantaranya tuduhan bahwa tindakan ini merupakan penyebab kematian. Tindakan ini dilakukan pada kasus yang memiliki angka kematian yang sangat tinggi yakni 50-100%. Kematian pasien dalam beberapa hari setelah lumbal pungsi biasanya disebabkan oleh perkembangan penyakit yang memburuk bukan karena tindakan lumbal pungsi.

Sebagai simpulan, infeksi oportunistik otak pada AIDS, angka kejadiannya cukup tinggi di RSCM. Hal ini memiliki angka kematian dan kecacatan yang tinggi. Pelu diagnosis yang cepat dan terapi yang tepat untuk menyelamatkan pasien.

Profil

Kegiatan Divisi Neuro Infeksi dan Imunologi Departemen Neurologi FKUI RSCM di bidang Pendidikan, Penelitian dan Pelayanan. Pendidikan baik PPDU (program pendidikan dokter umum), PPDS (program pendidikan dokter spesialis) maupun seminar atau pelatihan dokter spesialis. Penelitian baik dibidang infeksi otak pasien AIDS maupun pasien non AIDS. Pelayanan pasien baik diruang rawat inap maupun ruang rawat jalan.